Nama : Andre
William
NPM : 10211783
PENALARAN
DEDUKTIF
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari
pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan
pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi –
proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau
dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak
diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Penalaran deduktif menggunakan bentuk bernalar
deduksi. Deduksi yang berasal dari kata de dan ducere, yang berarti proses
penyimpulan pengetahuan khusus dari pengetahuan yang lebih umum atau universal.
Perihal khusus tersebut secara implisit terkandung dalam yang lebih umum. Maka,
deduksi merupakan proses berpikir dari pengetahuan universal ke singular atau
individual.
Sedangkan Penalaran Deduktif itu sendiri
adalah cara berpikir dengan berdasarkan suatu pernyataan dasar untuk menarik
kesimpulan. Pernyataan tersebut merupakan premis, sedangkan kesimpulan
merupakan implikasi pernyataan dasar tersebut. Artinya, apa yang dikemukakan
dalam kesimpulan sudah tersirat dalam premisnya. Jadi, proses deduksi
sebenarnya tidak menghasilkan suatu konsep baru, melainkan pernyataan atau
kesimpulan yang muncul sebagai konsistensi premis-premisnya.
Contoh klasik dari penalaran deduktif :
· Semua
mahluk hidup pasti mati. (premis mayor)
· Manusia
adalah mahluk hidup. (premis minor)
· Manusia
pasti mati. (kesimpulan)
Penalaran deduktif tergantung pada premisnya. Artinya,
premis yang salah mungkin akan membawa kita kepada hasil yang salah dan premis
yang tidak tepat juga akan menghasilkan kesimpulan yang tidak tepat.
Jenis penalaran deduktif yang menarik kesimpulan
secara tidak langsung yaitu :
1. Silogisme Kategorial
2. Silogisme Hipotesis
3. Silogisme Alternatif
4. Entimen.
1. Silogisme Kategorial adalah silogisme
yang semua proposisinya merupakan kategorial. Proposisi yang mendukung
silogisme disebut dengan premis.
Silogisme Kategorial: Silogisme yang terjadi dari tiga
proposisi.
Premis
umum :
Premis Mayor (My)
Premis
khusus :
Premis Minor (Mn)
Premis
simpulan : Premis Kesimpulan (K)
Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek
simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor.
Aturan umum dalam silogisme kategorial sebagai
berikut:
1) Silogisme harus terdiri atas tiga term yaitu : term
mayor, term minor, term penengah.
2) Silogisme terdiri atas tiga proposisi yaitu premis
mayor, premis minor, dan
kesimpulan.
3) Dua premis yang negatif tidak dapat menghasilkan
simpulan.
4) Bila salah satu premisnya negatif, simpulan pasti
negatif.
5) Dari premis yang positif, akan dihasilkan simpulan
yang positif.
6) Dari dua premis yang khusus tidak dapat ditarik
satu simpulan.
7) Bila premisnya khusus, simpulan akan bersifat
khusus.
8 ) Dari premis mayor khusus dan premis minor negatif
tidak dapat ditarik satu simpulan.
Contoh Silogisme Kategorial :
My : Semua
mahluk adalah ciptaan Tuhan.
Mn : Manusia adalah
mahluk.
K : Manusia
ciptaan Tuhan.
My : Tidak
ada anak kecil yang tidak menyukai permen.
Mn : Baim adalah anak
kecil.
K : Baim
menyukai permen.
My : Semua
siswa SLTA memiliki ijazah SLTP.
Mn : Andi tidak
memiliki ijazah SLTP.
K : Andi bukan
siswa SLTA.
2. Silogisme Hipotesis adalah argumen
yang premis mayornya berupa proposisi hipotesis, sedangkan premis minornya
adalah proposisi kategorial.
Contoh Silogisme Hipotesis :
My :Jika hujan, saya
naik mobil.
Mn : Sekarang
hujan.
K
:Jadi, saya naik mobil.
My
: Bila hujan, pakaian yang dijemur akan basah.
Mn
: Sekarang pakaian yang dijemur telah basah.
K
: Jadi, hujan telah turun.
My : Jika
politik pemerintah dilaksanakan dengan paksa, maka kegelisahan akan
timbul.
Mn : Politik
pemerintahan tidak dilaksanakan dengan paksa.
K
: Jadi, kegelisahan tidak akan timbul.
My : Bila mahasiswa
turun ke jalanan, pihak penguasa akan gelisah.
Mn : Pihak
penguasa tidak gelisah.
K
: Jadi, mahasiswa tidak turun ke jalanan.
3. Silogisme Alternatif adalah silogisme
yang premis mayornya keputusan alternatif sedangkan premis minornya
kategorial yang mengakui atau mengingkari salah satu alternatif yang
disebut oleh premis mayor. Seperti pada silogisme hipotesis istilah premis
mayor dan premis minor adalah secara analog bukan yang semestinya.
Contoh Silogisme Alternatif :
My : la lulus
atau tidak lulus.
Mn : Ternyata
ia lulus.
K :
Jadi, ia bukan tidak lulus.
My : Hasan di
rumah atau di pasar.
Mn : Ternyata
tidak di rumah.
K
: Jadi, di pasar.
4. Entimen merupakan silogisme yang salah
satu proposisinya dihilangkan tetapi proposisi tersebut dianggap ada dalam
pikiran dan dianggap oleh orang lain. Entimen pada dasarnya adalah silogisme.
Contoh Entimen :
My : Manusia
mahluk rasional.
Mn : Ayam bukan
manusia.
K : Ayam tidak
rasional.
My : Setiap
manusia pernah lupa.
Mn : Mahasiswa
adalah manusia.
K
: Mahasiswa pernah lupa.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar